Nasib Atlet Senam Banyuwangi, Rogoh Kantong Pribadi Jutaan Rupiah Ujungnya Dicuekin

$rows[judul]
Keterangan Gambar : Salah satu atlet senam Cabor Persani Banyuwangi saat sesi latihan.

PesanTrend.co.id - Dua orang tua wali atlet senam Banyuwangi yakni Kartika dan Rejeki Rosmaulina merasa kecewa dengan perlakuan pelatih senam di tubun Persatuan Senam Indonesia (Persani) Bumi Blambangan. Pasalnya, dua atlet senam atas nama Kansa Munika Arnestia (15) dan Septianti Levinauli Yenemia (15) merupakan langganan berbagai event tersebut kini mulai dicampakkan. 

Tak jelas alasannya. Itu juga yang menjadi pertanyaan dari kedua orang tua wali atlet hingga saat ini. 

Padahal, prestasi anaknya itu terbilang cukup mentereng. Buktinya keduanya berhasil merebut beragam medali dan trophy di berbagai ajang kompetisi dan kejuaraan baik lokal, daerah, provinsi hingga internasional. 

Baca Juga :

Kurang apa coba? Bagaimana menyikapi hal ini. Berikut keterangan kedua orang tua wali kepada PesanTrend.co.id :

Pertama, Kartika sang ibu dari atlet Kansa Munika Arnestia mengaku merasa jengkel kepada pelatih sekaligus Ketua Cabang Olahraga (Cabor) Persani Banyuwangi, Nur Efendi. Dia merasa masa depan anaknya selaku atlet senam terkesan ditutup setelah gelaran Popda XIV 2024 di Kabupaten Bangkalan. 

"Atlet gagal meraih prestasi itu wajar, namanya tanding ada menang kadang kalah. Tapi jangan begitu, masak anak saya didiamkan oleh pelatih," cerita Kartika. 

Dia berkilah, harusnya pelatih tetap memberi support bagi atlet yang gagal. Tujuannya, agar tidak jatuh mental dan semangat kembali dalam berlatih. 

"Lha ini malah saya sendiri yang memberi dorongan mental agar Kansa tetap eksis, dari petang sampai tengah malam. Harusnya kan dirangkul," keluh Kartika. 

Tapi, kondisi berbeda justru terjadi pada anaknya. Kansa sang anak justru dicuekin bahkan tak diberi kabar jadwal latihan di kesempatan berikutnya. Terlebih, putrinya itu merupakan salah satu atlet senior di bawah Persani Banyuwangi. 

"Karena tidak dimasukkan Grup WA baru, anak saya masih sempat bertanya ke teman-temannya sesama atlet senam. Begitu mau berangkat, eh ternyata pelatih alasan ada urusan lain," imbuhnya lagi. 

https://pesantrend.co.id/miris-nasib-atlet-banyuwangi-ini-habis-manis-sepah-dibuang

Kondisi yang nyaris sama juga dikisahkan oleh Rejeki Rosmaulina. Ibu dari Septianti Levinauli Yenemia itu menilai adanya sikap Nur Efendi sebagai pelatih sengaja untuk menyingkirkan putrinya dari Persani Banyuwangi. 

"Septi dan Kansa pernah disarankan oleh pelatih ikut pemusatan latihan di Sidoarjo selama tiga bulan dalam rangka Popda XIV 2024 di Bangkalan," katanya. 

Mirisnya lagi, kedua wali atlet ini mengaku harus merogoh kocek pribadi demi prestasi anaknya. Tapi, apa yang didapat justru buah kekecewaan belaka. 

"Kami habis biaya banyak, sementara pelatih selaku Ketua Cabor Persani Banyuwangi cuma bantu Rp3 juta untuk dua anak," tutur Rejeki. 

Dua ibu-ibu ini pun kesal dengan perilaku pelatih anaknya tersebut. Bak ibarat pepatah "habis manis, sepah dibuang". 

"Tiga bulan saya dampingi anak di Sidoarjo, habis biaya banyak tetap kami jalani demi mengikuti saran pelatih. Lha kok sekarang begini jadinya," timpal Kartika yang duduk di samping Rosmaulina. 

Namun, kondisi berbeda dikatakan oleh Nur Efendi. Pihaknya berkilah tidak bermaksud mengabaikan dua atlet senamnya.

Bahkan, dia mengakui Kansa dan Septi adalah didiknya sejak usia SD. Hanya saja ketika Popda XIV 2024 di Bangkalan sikapnya berbeda dan dirasa kurang memiliki etika. 

"Saya ajak berlatih karena sebentar lagi tanding, malah latihan dengan tim dari Bangkalan. Padahal atlet lain dari Banyuwangi mengikuti latihan bersama. Saya suruh turun ke bawah malah tak diindahkan," ucap Nur Efendi. 

Puncaknya, saat berlaga di Popda XIV 2024 Kansa dan Septi kalah. Bakan, keduanya gagal mendulang prestasi. Padahal, Nur Efendi sendiri yang menyarankan kedua atlet senam itu ikut pemusatan latihan di Sidoarjo 

Lalu bagaimana dengan statusnya di Persani Banyuwangi? Nur Efendi menegaskan secara administrasi masih tercatat sebagai atlet senam Banyuwangi. 

"Kalau secara administrasi masih atlet senam Persani Banyuwangi. Tapi secara lisan orang tua atlet sudah pernah menyatakan mengundurkan diri," ungkapnya. (amn)