Bupati Banyuwangi Beber Rencana Regenerasi Petani dan Tingkatkan Hasil Pertanian

$rows[judul]
Keterangan Gambar : Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat panen sayur bersama petani wanita di Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon.

PesanTrend.co.id - Kabupaten Banyuwangi memiliki inovasi dan gerakan di sektor pertanian cukup menarik. Sejumlah program diluncurkan guna memuluskan langkah regenerasi hingga menghasilkan produk sektor pertanian lebih baik. 

Salah satunya melalui program Jagoan Tani yang tujuan utamanya meregenerasi di sektor pertanian. Program ini merupakan inkubasi bisnis berbasis pertanian ini untuk anak-anak muda Banyuwangi dengan menyediakan hadiah modal usaha.

Hasilnya, Banyuwangi terus menunjukkan capaian positif dalam produksi pangan. Buktinya, dari data Neraca Pangan Banyuwangi 2024 menunjukkan, produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 794.783 ton atau setara 508.820 ton beras, meningkat dari 788.704 ton pada 2023. Sehingga terjadi surplus beras mencapai 341.074 ton setelah kebutuhan masyarakat lokal yang sebesar 167.746 ton terpenuhi.

Baca Juga :

"Banyuwangi memiliki lahan pertanian yang subur. Surplus beras yang kami hasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga daerah lain," tambah Ipuk.

Selain beras, kata Ipuk, sejumlah komoditas lain juga mencatatkan surplus. Cabai merah, misalnya, mengalami peningkatan produksi menjadi 18.111 ton, surplus sebesar 13.926 ton. 

"Bahkan, cabai rawit naik dari 15.231 ton menjadi 19.578 ton, surplus 16.055 ton," ujarnya. 

Selain itu, Banyuwangi juga melakukan sejumlah program untuk meningkatkan hasil pertanian. Di antaranya, memanfaatkan lahan non-sawah di area Perhutani melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). 

"Termasuk, meningkatkan indeks tanam, menggunakan bibit unggul, serta menerapkan mekanisasi modern," terangnya. 

Belum lagi, lanjut Ipuk, Banyuwangi juga berupaya terus meningkatkan kesuburan tanah. Salah satunya melalui bantuan pupuk organik cair pada petani. 

"Sepanjang 2024 sebanyak 137.130 liter pupuk organik cair telah didistribusi untuk lahan seluas 13.713 hektare," jelasnya. 

Di samping itu, Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi juga aktif memberikan pelatihan pembuatan pupuk alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk bersubsidi.

"Kami terus berupaya agar sektor pertanian Banyuwangi terus terjaga, dan menjadi salah satu penopang ekonomi daerah," pungkas Ipuk. (amn)