Guna mengurai persoalan banjir di wilayah perkotaan disaat musih hujan, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (PU CKPP) Banyuwangi tengah menyusun master plan drainase perkotaan.
Hal tersebut merupakan langkah tepat yang dilakukan oleh DPUCKP kabupaten Banyuwangi selain untuk mengurai banjir di tengah kota, namun juga untuk menjaga kualitas aspal agar tidak cepat rusak karena genangan air
Plt. Dinas PU CKPP Dr. Suyanto Waspo Tondo Wicaksono, M.Si melalui Sekretaris Dinas PU CKPP Banyuwangi I Komang Sudira Atmaja, S.Pt, M.Si, mengatakan, master plan drainase akan terintegrasi dengan rencana pembangunan daerah, tata ruang dan rencana sektoral lainnya. Agar, penanganan banjir di wilayah perkotaan Banyuwangi lebih komprehensif.
"Dalam master plan tersebut ada tiga titik yang telah teridentifikasi. Pertama kawasan di depan Kantor Pemda (Bupati Banyuwangi), kedua di kawasan Karangente dan ketiga di kawasan Sukowidi Klatak Kalipuro tepatnya di depan SDN 1 Klatak," jelas Komang.
Kita sudah merencanakan estimasi curah hujan dan alur-alur yang akan kita bangun dengan membuat semacam rekayasa supaya proses untuk pembuangan air (hujan) bisa lancar. Namun demikian, lanjut Komang, dalam proses perencanaan tersebut membutuhkan dukungan yang sangat besar untuk mempercepat aliran air menuju ke saluran akhir, yakni sungai.
"Sebagai contoh di kawasan kantor Pemda. Komang mengatakan, alternatif pertama jika dibuat rekayasa aliran air menuju ke sungai Kalilo, yakni dengan membuat saluran air baru dari arah kantor Pemda langsung ke jalan Ahmad Yani. Lalu menuju ke utara, Jalan Dr. Sutomo dan berakhir turun ke Sungai Kalilo.Biayanya, cukup besar. Namun itu adalah alternatif jangka panjang yang harus kita selesaikan,” ungkap Komang.
Alternatif lainnya mengatasi genangan air di depan kantor Pemda, kata Komang, dengan memaksimalkan saluran air yang ada. Komang menjelaskan bahwa di depan kantor pemda ada saluran menuju ke timur, tetapi volumenya kecil dan bisa diperbesar. Kemudian ada juga wallet di depan pemda ke utara, salurannya secara rutin harus dibersihkan.
“Sehingga air dapat mengalir melalui saluran tersebut ke sungai utaranya SD Brawijaya menuju saluran di bawah Roxy. Kemudian menuju ke pasar segitiga berlian, lalu ke timur ke kawasan pulau santen,” bebernya.
Komang menjelaskan, master plan ini dibuat dengan melibatkan sejumlah pihak terkait, termasuk pimpinan kecamatan dan kelurahan yang wilayahnya terdampak
“Target kita tahun 2024. Kita ajukan anggarannya setelah master plan ini tuntas. Jika anggaran cukup kita laksanakan yang terbaik dan tercepat. Jika anggaran belum mencukupi, kita lakukan hal-hal yang sifatnya memperlancar jangan sampai terjadi genangan air lebih dari satu jam,” terangnya.
Komang menegaskan, meski master plan telah disusun sebaik mungkin tetapi jika tidak dibarengi kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, maka hasilnya akan percuma. Sampah akan menutup saluran air mengakibatkan banjir dan genangan air.
“Kami dengan DLH dan Dinas Pengairan bersinergi bersama-sama membangun kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Saluran air yang juga dijadikan irigasi, jika terjadi hujan lebat akan dijaga oleh petugas pengairan untuk mengatur aliran air,” tegas Komang.