Pasca Banjir Bandang Korsda Singojuruh Dorong Upaya Konservasi Terbatas di Area Irigasi

$rows[judul]

PesanTrend.co.id – Banjir bandang yang melanda wilayah aliran sungai (DAS) di Kecamatan Songgon beberapa waktu lalu menjadi perhatian serius bagi Koordinator Sumber Daya Air (Korsda) Singojuruh. Meski intensitas hujan saat itu tergolong ringan, dampaknya sangat besar. Air bah datang tiba-tiba pada malam hari, membawa serta material kayu besar yang diduga berasal dari kawasan hutan.

"Padahal saat itu hujan hanya rintik-rintik, tapi subuhnya air sudah sampai sini. Informasi dari hulu, air membawa banyak potongan kayu besar bukan bambu, tapi pohon tumbang yang sudah lama. Kemungkinan besar berasal dari kawasan Perhutani," ungkap Warsindi, Korsda Singojuruh di kantornya, Rabu (6/8/2025). 

Korsda Singojuruh yang membawahi dua kecamatan, yakni Singojuruh dan Songgon, mengakui bahwa konservasi lahan di sekitar sungai besar belum bisa ditangani langsung. Hal ini karena wilayah sempadan sungai termasuk dalam kewenangan Perhutani, bukan ranah pengairan.

Baca Juga :

Meski terbatas, Korsda tetap berupaya melakukan penghijauan, terutama di sepanjang saluran irigasi sekunder dan tersier yang menjadi tanggung jawab langsung mereka.

"Kami memang tidak bisa menanam langsung di sepanjang aliran sungai besar seperti Sungai Badeng. Tapi di saluran-saluran pengairan, kami lakukan penanaman setiap tahun," jelasnya.

Jenis tanaman yang ditanam antara lain pohon buah dan peneduh seperti petai, alpukat, keluwih, sukun, dan nangka. Penanaman ini diharapkan dapat memperkuat tanggul dan lereng saluran dari erosi sekaligus memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan sekitar.

Pasca banjir bandang, Korsda menilai pentingnya koordinasi lebih erat dengan pihak-pihak terkait, terutama Perhutani dan instansi lingkungan hidup, guna melakukan konservasi terpadu di kawasan hulu sungai.

"Kalau hanya pengairan yang bergerak, tentu tak cukup. Perlu peran aktif dari pemangku kawasan hutan agar pohon-pohon yang rawan tumbang bisa dikelola lebih baik. Jangan sampai banjir bandang terulang hanya karena lemahnya pengelolaan vegetasi di hulu," tegasnya.

Banjir bandang menjadi pengingat pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem di kawasan DAS. Dengan penanganan lintas sektor yang lebih sinergis, risiko bencana dapat ditekan, dan keberlanjutan pertanian di wilayah hilir pun bisa lebih terjamin. (amn)