Perkebunan Kakao Banyuwangi Capai 220 Hektare, Ekspor ke Jepang hingga Swiss

$rows[judul]

Banyuwangi, PesanTrend.co.id - Banyuwangi semakin mengukuhkan diri sebagai daerah penghasil kakao berkualitas tinggi. Dengan luas perkebunan mencapai 220 hektare, kakao asal Banyuwangi telah menembus pasar ekspor ke berbagai negara, seperti Jepang, Ghana, Swiss, dan Belanda.

Perkebunan kakao yang dikelola oleh PTPN I Regional 5 ini berlokasi di Kendenglembu, Kecamatan Glenmore, dan menjadi salah satu pusat budidaya kakao terbaik di Indonesia. Terdiri atas 94 hektare kakao edel (fine cocoa) dan 126 hektare kakao bulk (kakao Lindak), area ini menjadi Center of Excellence Kakao di Banyuwangi.

“Kakao edel merupakan jenis kakao berkualitas tinggi yang paling banyak diminati pasar internasional. Cokelat ini dikenal sebagai salah satu varian terbaik dan termahal di dunia,” ujar Regional Head PTPN I Regional 5, Winarto, Sabtu (21/6/2025).

Baca Juga :

Winarto juga menyebutkan bahwa PTPN akan memperluas area tanam kakao hingga 80 hektare tahun depan. Dengan demikian, total luas lahan kakao di Banyuwangi akan mencapai 300 hektare.

Ekspor kakao dari Banyuwangi tidak hanya mencakup negara-negara Asia seperti Jepang, tetapi juga Afrika dan Eropa. Jenis kakao edel dari Banyuwangi menjadi produk unggulan yang hanya bisa ditemukan di wilayah ini, khususnya di Jawa Timur.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus mendorong pengembangan komoditas unggulan ini melalui ajang promosi seperti Festival Cokelat Banyuwangi yang digelar di Waduk Sidodadi, Glenmore. Kegiatan ini turut menghadirkan edukasi kakao dan berbagai produk UMKM berbahan dasar cokelat.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyampaikan bahwa festival ini menjadi salah satu strategi untuk memperkuat posisi Banyuwangi sebagai sentra kakao nasional. "Kami ingin dunia tahu, cokelat terbaik itu berasal dari Banyuwangi," tegas Ipuk.