Bupati Ipuk Resmikan Pemasangan 'Trash Barrier' dan Program Sekolah Rawat Sungai

$rows[judul]

Banyuwangi, PesanTrend.co.id - Komitmen Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam menjaga kelestarian lingkungan semakin nyata. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, secara langsung memantau pemasangan trash barrier atau perangkap sampah di Sungai Bate, Desa Bedewang, Kecamatan Songgon. Pemantauan ini merupakan bagian dari kegiatan rutin "Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa)" yang bertujuan mendekatkan pemerintah dengan masyarakat.Perangkap sampah yang dipasang ini didesain secara khusus, terdiri dari beberapa floater yang saling terikat hingga membentang selebar sungai. Setiap floater terbuat dari pipa-pipa mengapung yang di bagian bawahnya terhubung dengan batang-batang besi galvanis yang tersusun rapat. Pipa berfungsi sebagai pengapung yang menyesuaikan dengan tinggi rendahnya muka air sungai, sementara batang besi berperan sebagai penahan sampah sekaligus memungkinkan aliran air dan ikan tetap melintas.


Inisiatif pemasangan perangkap sampah di sungai ini digagas oleh Sungai Watch, sebuah organisasi yang fokus pada pelestarian lingkungan, khususnya ekosistem sungai. Kegiatan ini juga bertepatan dengan peluncuran program "Sekolah Rawat Daerah Aliran Sungai (Sekardadu)", program unggulan Pemkab Banyuwangi yang melibatkan sekolah dalam upaya merawat daerah aliran sungai (DAS).

Bupati Ipuk menyatakan apresiasinya terhadap langkah-langkah konkret yang dilakukan berbagai pihak dalam menjaga kelestarian alam di Banyuwangi. Ia menekankan bahwa pemasangan trash barrier ini memiliki beragam manfaat, salah satunya adalah mengurangi risiko banjir yang disebabkan oleh tumpukan sampah yang terbawa aliran sungai.

"Sampah-sampah di sungai berpotensi menyebabkan masalah serius, termasuk banjir, apabila menumpuk hingga ke daerah hilir," ujarnya.


Head Operator of Java Sungai Watch, Yudi Susanto, menjelaskan bahwa hingga saat ini, pihaknya telah memasang total 74 trash barrier di Kabupaten Banyuwangi secara bertahap sejak tahun 2022. Sebelum melakukan pemasangan, tim Sungai Watch terlebih dahulu melakukan survei mendalam untuk mengidentifikasi potensi tumpukan sampah di setiap aliran sungai, termasuk di Sungai Bate.

"Kebetulan, sesuai survei yang kami lakukan, potensi sampah di sini cukup banyak. Selain itu, area ini juga masuk wilayah operasional kami di Stasiun Rogojampi," terang Yudi. Selain Rogojampi, Sungai Watch juga memiliki dua stasiun atau gudang lain di Kecamatan Bangorejo dan Giri.

Yudi menambahkan bahwa Sungai Watch memiliki 45 personel yang mengoperasikan ketiga gudang tersebut. Tim ini secara rutin mengambil sampah yang terjaring di trash barrier untuk kemudian dipilah. Dalam kurun waktu tiga tahun, Sungai Watch mengklaim telah berhasil menjaring sekitar 985 ton sampah dari perangkat yang mereka pasang.

Baca Juga :

"Misi utama kami dengan pemasangan ini memang untuk mencegah sampah dari sungai mengalir ke laut," pungkasnya. (amn)