Angkat Ekonomi Warga dengan Budidaya Kambing Perah

$rows[judul]

Seorang peternak di Desa Telemung, Kecamatan Kalipuro berhasil mengangkat ekonomi warga melalui budidaya kambing perah. Ia menyediakan puluhan orang untuk membudidayakan kambing dengan sistem gotong royong.Peternak tersebut adalah Antok (37). Antok merintis Avatar Farm dalam kurun relatif singkat, yakni sejak 2021.

Dengan merangkul warga Temulung dan sekitarnya, ia berhasil membudidayakan kambing dari yang awalnya 10 ekor menjadi sekitar 600-an ekor. Hasilnya banyak warga di desa ini yang ikut terkerek perekoninya..

Antok mengisahkan awal bisnis peternakan dengan modal awal Rp 75 juta. Dia membeli sepuluh ekor kambing jenis sapera dan etawa. Serta membangun kandang di area perkebunan kopi.

Selama sekitar setahun, kambing-kambing itu terternak secara mandiri. Setelah jumlahnya bertambah, ia mulai mengajak warga untuk berternak bersama.

"Kambing betina yang hamil saya titipkan ke warga untuk dirawat. Nanti hasil susunya saya beli. Kalau kambingnya beranak, hasilnya dibagi," tambah Antok.

Awalnya hanya satu-dua orang warga yang ikut bekerja sama dengan Antok. Namun lambat diluncurkan, jumlah peminat semakin banyak. Bukan hanya warga Desa Telemung, tapi juga desa-desa sekitar seperti Pesucen dan Bangsring.

“Sekarang sudah ada sekitar 40-an warga yang ikut bergabung, dengan total sekitar 500 kambing,” sambung dia.

Di kandang yang ia kelola, Antok mengurus sekitar 35 ekor kambing perah. Sementara puluhan warga mitranya menernakkan lebih dari 500 ekor kambing. Itu artinya tiap warga mitra Avatar Farm bisa menernakkan lebih dari sepuluh ekor kambing per orang.

“Setiap dua minggu sekali, satu peternak bisa menyetorkan sekitar 250 liter susu segar. Susu-susu itu kemudian saya kirim ke pabrik yang ada di Yogyakarta,” tambahnya.

Harga susu kambing di tingkat peternak seharga Rp 15 ribu per liter. Artinya, satu peternak bisa mengantongi hasil hingga Rp 3,75 juta per dua pekan.

Sebagai pemilik kambing, Avatar Farm juga mendapat perolehan bagi hasil dari nilai yang didapat oleh peternak mitra.

Selain mendapat penghasilan dari penjualan kambing, para mitra juga akan mendapatkan hasil dari tiap ternak yang dilahirkan. Avatar Farm juga secara rutin membagikan ilmu budidaya kepada warga agar susu hasil perah sapi bisa maksimal.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Dokter Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi drh. Nanang Sugiharto menambahkan, wilayah Kecamatan Kalipuro merupakan salah satu sentra kambing perah di Banyuwangi.

Populasi kambing perah di wilayah tersebut sebanyak 20 ribu ekor.

“Untuk wilayah Desa Telemung, populasinya sekitar 6 ribu ekor. Dengan total produksi susu rata-rata 2 ribu liter per hari,” kata Nanang.

Selain menampung banyak kambing perah, Desa Telemung juga menjadi salah satu sentra perkebunan kopi, manggis, dan durian. Alhasil, dunia peternakan dan pertanian bisa saling berkesinambungan.

“Di sini, kotoran ternak dari kandang kambing biasa dimanfaatkan oleh warga sebagai pupuk organik. Jadi semuanya bisa bernilai ekonomis,” ucapnya. 

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang mengunjungi peternakan tersebut beberapa waktu lalu mengapresiasi peternakan kambing perah Avatar Farm yang berkonsep budidayaan berbasis pemberdayaan masyarakat. Apalagi manfaat ekonomi dari budidaya itu bisa dirasakan oleh masyarakat luas.

"Ini keren ya. Berbagi dengan masyarakat melalui pemberdayaan. Jadi sama-sama menguntungkan, sama-sama mendapat manfaat," kata Bupati Ipuk.

Apa yang dilakukan oleh Avatar Farm, kata dia, menunjukkan bahwa dunia peternakan memiliki potensi yang cukup besar jika dijalankan secara serius dan penuh inovasi.

“Ini bisa dijadikan contoh oleh anak muda lain, yang ingin masuk ke dunia peternakan,” ucapnya