Transisi energi yang
tengah dilakukan Indonesia menjadi salah satu upaya menjaga ketahanan energi
dan mewujudkan ekonomi hijau di Indonesia. Dalam perhelatan Presidensi G20
tahun lalu, Pemerintah juga telah menghasilkan sejumlah kerja sama pembiayaan
dan investasi di sektor energi. Hal ini terlihat dari kerja sama Partnership
for Global Infrastructure and Investment, Asia
Zero Emission Community (AZEC), Just Energy Transition Partnership (JETP),
dan Millennium
Challenge Corporation (MCC) Compact.
“Transisi energi menjadi
upaya sekaligus komitmen Pemerintah untuk mengantisipasi krisis energi ke
depan, dan Pemerintah telah meningkatkan bauran sumber Energi Baru Terbarukan
(EBT) sebesar 23% di tahun 2025, hingga 31% di tahun 2030,” ungkap Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual
dari Kantor Kemenko Perekonomian dalam acara Ruang Diskusi Harian Kompas,
Selasa (24/01).
Dalam siaran
Pers Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah terus
mendorong berbagai kebijakan di sektor energy.
salah satunya
biodiesel B35 yang akan diimplementasikan di bulan Februari nanti Hingga
pertengahan tahun 2023.
Tercatat
kapasitas pembangkit listrik EBT telah mencapai 2.576 megawatt, atau meningkat
sekitar 5% per tahunnya dalam lima tahun terakhir.
Upaya tersebut
masih perlu diakselerasi bersamaan dengan upaya lain dalam transisi energi,
seperti transisi PLTU menjadi PLT non-fosil.
Banyaknya danau
dan laut di Indonesia juga menjadi keuntungan Indonesia dalam transisi energi
berbasis hydro karena cost pembebasan lahan di danau dan laut jauh lebih murah
daripada membebaskan lahan di daratan.
“Transisi kita yang paling immediate itu
adalah penguatan teknologi,” tegas Menko Airlangga.
Dalam sesi
tanya jawab, Menko Airlangga menyampaikan bahwa kemandirian Indonesia di sektor
energi bergantung pada ketergantungan energi di sektor otomotif yakni BBM.
“Nah, selama BBM bisa kita
konversikan sebagian melalui biodiesel, dan yang lain kombinasi dengan electric
vehicle, nah tentu tujuan untuk kemandirian energi ini bisa dicapai,” kata
Menko Airlangga.
Selanjutnya,
Menko Airlangga menjelaskan bahwa tantangan yang ada dalam upaya transisi
energi adalah tantangan bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Momentum
Keketuaan Indonesia pada ASEAN tahun ini juga perlu dimanfaatkan untuk
bersama-sama mendorong peluang-peluang dalam sektor energi untuk penguatan
ekonomi kawasan yang tumbuh cepat, inklusif, serta berkelanjutan.
“Renewable
energy ini akan berhasil kalau kita kerjakan secara gotong
royong,” pungkas Menko Airlangga.