Marak Kekerasan Terhadap Anak, Pimpinan DPRD Banyuwangi Sebut Eksekutif Harus Lakukan Evaluasi

$rows[judul]

Masih maraknya terjadinya kasus perundungan dan dugaan tindak kekerasan yang menimpa kepada pelajar di Kabupaten Banyuwangi yang menjadi salah satu kabupaten ramah anak dalam beberapa waktu terakhir mengundang keprihatinan H M Ali Mahrus, salah seorang pimpinan DPRD Kabupaten Banyuwangi.
Menurut H Ali Mahrus, berbagai kasus yang terjadi menjadi evaluasi bersama apabila terjadi di lingkungan lembaga pendidikan yang paling penting adalah pengawasan terhadap kinerja dewan guru dengan penerapan sistem yang ketat.

“Karena bagaimanapun mereka masih membutuhkan bimbingan pengarahan dan pengawasan dari dewan guru pada saat di lingkungan sekolah dan berbeda setelah anak berada di luar lingkungan sekolah menjadi tanggungjawab orang tua,” ujar Ali Mahrus di ruang kerjanya pada Senin (16/10/2023).

Dia menuturkan pihaknya mendorong pemerintah membuat peraturan-peraturan yang mencerminkan adanya pendidikan karakter bagi kalangan pelajar di wilayah Banyuwangi.

“Sebenarnya pendidikan karakter bagaimana penanaman nilai-nilai Pancasila yang di dalamnya kesetiakawan sosial,  kepedulian terhadap sesama termasuk fondasi agama yang paling pokok,” tambah dia.

Pembangunan karakter dimulai dari keluarga,  lingkungan sekolah dan tempat-tempat ngaji dan agar berjalan maksimal tentunya membutuhkan support pemerintah, lanjut Mahrus

Terkait masih adanya kejadian tindak kekerasan terhadap anak di Kabupaten Banyuwangi maka harus ada evaluasi terkait dengan pelaksana aturan yang dibuat  untuk mengetahui sumber permasalahannya. Karena aturan yang dibuat tentunya dimaksudkan untuk memberikan perlindungan keamanan dan kenyamanan.

“Apabila ternyata masih ada beberapa kasus yang terjadi di lingkungan pendidikan utamanya anak-anak pelajar, evaluasi yang paling pokok terkait dengan tenaga pendidik atau sistemnya yang kurang tepat,” imbuh H Ali Mahrus.

Selanjutnya dia mengutip sebuah kata bijak “Di dalam sistem yang kuat akan memaksa orang yang tidak baik menjadi baik, tetapi dalam sistem yang lemah akan memaksa orang baik terpaksa menjadi tidak baik”.

Logika yang harus dibangun bukan sekedar membuat aturan tetapi yang tidak kalah penting adalah mengawal aturan dan mengawasi pelaksanaan di lapangan menjadi hal yang penting.

“Saat ini di Banyuwangi Perda banyak tetapi tidak sedikit yang mandul dan apabila dalam pelaksanaan tidak maksimal maka yang dirugikan rakyat,” imbuh H Ali Mahrus.

Lebih lanjut dia menambahkan aturan bisa dijalankan maksimal apabila aparat penegak perda mampu bekerja maksimal, sumber daya manusia (SDM) nya juga maksimal dan kultur yang menunjang.

“Apabila kondisinya sudah menjadi darurat dan sering terjadi banyak kasus di Banyuwangi, kasus perundungan maupun tindak kekerasan maka semua pihak harus duduk bersama dalam menyikapi, mencegah dan menanggulangi agar tidak terulang lagi,” pungkas H Ali Mahrus.