Istilah cebong dan kadrun beberapa tahun terakhir kian akrab di berbagai dunia medsos. Bahkan belakangan, berbagai komen menunjuk salah satu sebuah negara dikawasan arab yakni Yaman dan salah satu negara di kawasan Asia yakni Cina.
Disadari atau tidak, perjalanan sejarah Nusantara dan bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari Cina, Arab, dan India. Dalam berbagai catatan sejarah, bangsa tiongkok dan bangsa arab telah masuk ke nusantara sejak abad ke 7.
Kedatangan bangsa arab dan cina di Nusantara tentunya juga membawa misi. Selain misi dakwah atau syiar agama, mereka juga membawa misi perekonomian yakni perdagangan dengan kerajaan kerajaan di nusantara.
Baca Juga :Dalam melaksanakan misinya, tak sedikit dari mereka baik bangsa cina maupun bangsa arab melakukan pernikahan dengan masyarakat di nusantara bahkan dengan putri putri kerajaan. Dan mereka hidup rukun berdampingan, saling menghormati, bahkan terjadi akulturasi budaya diantara mereka dalam kehidupan sehari hari.
Cina dan Arab sejak jaman dahulu telah mampu memberi warna dalam sejarah nusantara hingga berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun belakangan, identitas ke dua bangsa yang terwakili dalam istilah " Kadrun vs Cebong " seolah olah saling anti pati satu sama lain.
Cina yang tersimbolkan dengan cebong dan Arab yang tersimbolkan dengan Kadrun seolah olah menjadi bagian yang terpisah dari Indonesia. Cebong dan Kadrun seolah tergambarkan sebagai dua kelompok yang saling berhadap hadapan dalam sebuah negara besar yakni Indonesia.
Saling olok, saling hujat para netizen di medsos seakan akan menafikkan keberadaan masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Saking masifnya "Sky war" istilah cebong dan kadrun, bangsa indonesia seolah olah hanya di isi oleh dua ras bangsa tersebut.
Hal itu tentunya membuat banyak kalangan khawatir akan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Apalagi, istilah cebong dan kadrun dikhawatirkan akan memanaskan konstelasi politik pada pemilu 2024. Jika dulu bangsa arab dan cina mampu berkontribusi positif dalam membangun peradaban nusantara mulai jaman kerajaan hingga berdirinya negara kesatuan republik Indonesia, mengapa sekarang istilah cebong dan kadrun mampu menghancurkan budaya saling menghormati, saling menghargai, dan peradaban bangsa indonesia yang majemuk.
Karenanya sebagai masyakarat kecil, tentunya kita berharap kepada pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan khususnya para elit poltik dinegeri ini, untuk segera menghentikan upaya upaya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Sebagai masyarakat kecil, kamipun berharap kepada seluruh masyarakat indonesia utamanya pegiat medsos, untuk lebih bijak dalam bermedsos. Janganlah medsos dijadikan sarana untuk mencaci, menghujat kelompok lainnya. Ada kontestasi politik atau tidak, semua pihak harus melawan upaya upaya mempolarisasi dan memobilisasi bangsa ini dalam istilah cebong dan kadrun. Karna ini adalah ancaman yang nyata bagi persatuan dan kesatuan serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ditulis oleh Arip Marsudi, Editor PESANtrend.co.id